Hamil Dari Sperma Yang Dibebukan Selama 20 Tahun

Diposting olehviky on Sabtu, 29 Oktober 2011

Powell & Chanphen
"Bayi kami sudah berada di dalam es sejak tahun 1991," ujar John Powell yang sangat senang akhirnya akan menjadi ayah dari sperma yang sudah dibekukannya selama 20 tahun sebelum ia menjalani perawatan kemoterapi untuk kanker testis.

John Powell (52 tahun) seorang polisi yang berasal dari Orpington, London, sangat senang melihat istrinya berhasil hamil dari sperma yang sudah ia bekukan sejak 20 tahun yang lalu atau saat ia usia 32 tahun.

Pada tahun 1991, John Powell memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan dengan membekukan sperma sebelum menjalani perawatan untuk kanker testis.

Ia menjalani transplantasi sumsum tulang lebih dari 1 tahun kemudian dan juga menjalani kemoterapi, yang membuatnya tidak akan lagi bisa memiliki anak secara alami.

Powell sempat berpisah dari Chanphen (36 tahun) yang kini menjadi istri dan calon ibu dari anaknya. Hal itu membuatnya tidak pernah berpikir akan membutuhkan sperma yang telah ia bekukan.

Namun kemudian tiga tahun yang lalu, Powell bepergian ke Bangkok dan bertemu kembali dengan Chanphen. Mereka akhirnya menikah dan memutuskan ingin memiliki anak.

Powell dan Chanphen sepakat untuk menjalani perawatan bayi IVF (In Vitro Fertilisation) atau bayi tabung dan istrinya berhasil hamil. Kini istrinya tengah hamil 23 minggu (6 bulan) dan mereka siap menunggu kelahiran seorang anak perempuan.

Menunggu 20 tahun untuk menggunakan sperma beku sebenarnya bukan hal yang pertama terjadi. Sebelumnya pernah ada wanita hamil dari sperma beku 21 tahun, yang akhirnya dinyatakan sebagai rekor dunia pada tahun 2004.

"Jika saya tidak membuat keputusan untuk 'menjaga' sperma saya, saya tidak akan pernah melihat bayi ke depannya. Pada tahun 1991 tepat sebelum saya menjalani pengobatan untuk kanker, saya pikir saya akan mengunjungi sebuah klinik (kesuburan). Saya sangat bersyukur saya melakukannya," ujar John Powell, seperti dilansir Thesun, Kamis (27/10/2011).

Dan ketika bertemu kembali dengan Chanphen, dia merasa sangat senang bila sperma yang sudah ia bekukan bisa digunakan untuk menjalani terapi bayi tabung dan dapat memiliki seorang anak.

"Itu menakutkan pada awalnya, tetapi karena sayan mencintai suami saya, saya ingin memberikan kesempatan. Saya tidak ingin tanpa usaha. Dan ketika menerima berita bahwa saya berhasil hamil, saya sangat bahagia. Ada risiko bahwa itu (sperma beku) tidak akan bekerja, tetapi kami sangat beruntung. Kami sangat senang," ujar Chanphen.

{ 0 komentar.. read them below or add one }

Posting Komentar

 

Blog Archive