Rela Bongkar Pasang Wajah Demi Mirip Superman

Diposting olehviky on Senin, 10 Oktober 2011

sebelum & sesudah
Seorang pria menjalani bedah plastik kosmestik karena terobsesi dengan Superman. Tak hanya satu kali operasi, ia bahkan menjalani proses ekstrem dengan beberapa operasi alias bongkar pasang di berbagai bagian tubuh agar dapat tampak sempurna seperti tokoh idolanya Superman. 

Herbert Chavez (35 tahun) pria asal Filipina ini sangat terobsesi dengan tokoh fiksi Superman. Tak hanya mengoleksi berbagai barang bergambar dan berbentuk Superman, ia juga mengubah bentuk wajah dan tubuhnya melalui operasi plastik agar terlihat sempurna seperti Superman. 

Chavez yang bekerja sebagai pelatih ini pertama kali menjalani operasi tahun 1995. Dilansir Huffingtonpost, Senin (10/10/2011), Chavez mengaku telah melakukan beberapa operasi, yaitu: 
  1. Augmentasi atau pembesaran hidung (rhinoplasty)
  2. Dagu (untuk operasi sumbing)
  3. Suntik silikon di bibir
  4. Implan paha.

Selain itu, ada beberapa operasi lain yang konon juga dilakukan Chavez setelah melihat perbedaan foto sebelum dan sesudah operasi, yaitu: 
  1. Operasi mata
  2. Augmentasi pipi
  3. Augmentasi rahang.

Menurut laporan sebuah berita lokal Filipina, Chavez memiliki gangguan tubuh dismorfik (Body Dysmorphic Disorder atau BDD), yang membuatnya kompulsif atau kecanduan menjalani operasi plastik. Gangguan ini membuat penderitanya tidak pernah puas dengan penampilan fisiknya. 

Entah benar atau tidak, tapi Chavez jelas sangat terobsesi dengan tokoh Superman. Bila masuk ke kamarnya, maka orang bisa melihat bahwa semua barang-barangnya bergambar atau berbentuk Superman, mulai dari tempat tidur, dekorasdi dinding, bahkan yang ada patung besar berbentuk tokoh pahlawan Superman. 

Operasi plastik memang bisa mengubah penampilan seseorang, tapi sebaiknya Anda harus mengingat risiko yang ditimbulkan bila operasi dilakukan berkali-kali dan di beberapa bagian. Pertimbangkan risiko atau komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari operasi plastik seperti perdarahan yang berlebihan atau infeksi pada lokasi (luka) bedah. 

Dalam beberapa kasus, orang yang melakukan operasi plastik karena memiliki persepsi realistis dari fiturnya yang dalam kondisi medis dikenal dengan gangguan tubuh dismorfik (body dysmorphic disorder). 

Jika pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kecanduan, maka seorang ahli bedah biasanya akan merekomendasikan pasien untuk melakukan konseling dan membicarakan seberapa perlu dirinya melakukan operasi plastik. 

Namun hal ini akan menjadi sangat sulit, terutama jika pasien sebelumnya telah melakukan banyak operasi plastik di tubuhnya. Jika hal ini terjadi maka terapi fisiologis kemungkinan dibutuhkan. 

Cara terbaik untuk mencegah kecanduan operasi plastik adalah menghentikannya sebelum benar-benar terjadi. Operasi plastik bukanlah suatu hal yang buruk, tapi jika dilakukan terus menerus dan mengubah banyak hal bisa menjadi sesuatu yang buruk. Seseorang harus tahu kapan dirinya membutuhkan operasi plastik dan kapan tidak.

{ 0 komentar.. read them below or add one }

Posting Komentar

 

Blog Archive